Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Thailand Menghadapi Tantangan Baru dalam Pemulihan Ekonomi Pasca-Pandemi

570
×

Thailand Menghadapi Tantangan Baru dalam Pemulihan Ekonomi Pasca-Pandemi

Sebarkan artikel ini

Thailand, salah satu tujuan wisata paling populer di dunia, kini tengah menghadapi tantangan berat dalam proses pemulihan ekonominya pasca-pandemi COVID-19. Setelah dua tahun pembatasan ketat dan penurunan drastis dalam sektor pariwisata, pemerintah Thailand bekerja keras untuk memulihkan ekonomi negara. Namun, tantangan global dan domestik memperlambat laju pemulihan yang diharapkan.

Pariwisata Masih Jadi Andalan, Namun Belum Pulih Sepenuhnya

Pariwisata menyumbang sekitar 20% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Thailand sebelum pandemi. Ketika COVID-19 melanda, sektor ini mengalami penurunan hingga 80% karena larangan perjalanan internasional. Dengan dibukanya kembali perbatasan pada akhir 2022, arus wisatawan mulai meningkat. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa jumlah wisatawan asing masih jauh di bawah angka pra-pandemi.

“Meski jumlah pengunjung telah meningkat, tingkat belanja wisatawan masih belum seperti sebelumnya,” kata Somchai Chatchai, seorang ekonom dari Universitas Chulalongkorn. Wisatawan yang datang cenderung mengurangi pengeluaran, yang memengaruhi pendapatan sektor perhotelan, restoran, dan hiburan.

Baca Juga :  Sudah Selesai Menstruasi Tapi Keluar Darah Lagi?

Inflasi dan Ketidakpastian Global

Selain tantangan di sektor pariwisata, Thailand juga menghadapi tekanan inflasi akibat kenaikan harga energi dan bahan makanan. Bank of Thailand melaporkan inflasi pada level 6,5% tahun 2024, salah satu yang tertinggi dalam beberapa dekade terakhir. Situasi ini diperparah oleh ketegangan geopolitik global yang memengaruhi perdagangan internasional.

Thailand sangat bergantung pada ekspor, yang mencakup sekitar 70% dari PDB. Penurunan permintaan global, terutama dari negara-negara mitra dagang utama seperti China dan Amerika Serikat, menambah beban ekonomi. “Ketidakpastian global membuat investor ragu untuk menanamkan modal, sementara ekspor kami tertekan oleh lemahnya permintaan dunia,” tambah Somchai.

Baca Juga :  Kunjungan Kehormatan INS Mumbai Perkuat Kerja Sama Maritim India-Indonesia

Upaya Pemerintah untuk Mendorong Pertumbuhan

Pemerintah Thailand telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mengatasi tantangan ini. Salah satunya adalah program subsidi energi untuk menekan beban biaya hidup masyarakat. Selain itu, pemerintah juga mendorong diversifikasi ekonomi melalui investasi di sektor teknologi dan industri kreatif.

Program “Thailand 4.0” yang diluncurkan beberapa tahun lalu kembali digalakkan untuk meningkatkan daya saing negara dalam sektor inovasi. Kebijakan ini mencakup insentif pajak bagi perusahaan yang berinvestasi dalam teknologi canggih serta pelatihan ulang tenaga kerja untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pasar modern.

Baca Juga :  Mengapa Harus Renovasi dengan Jasa Arsitektur? Yuk, Simak Informasinya!

Harapan dan Tantangan di Masa Depan

Meski tantangan masih besar, ada tanda-tanda optimisme. Kedatangan wisatawan dari China, yang merupakan pasar utama, mulai meningkat setelah pelonggaran kebijakan nol-COVID di negara tersebut. Selain itu, perjanjian perdagangan bebas yang sedang dinegosiasikan dengan Uni Eropa diharapkan dapat membuka peluang baru bagi eksportir Thailand.

Namun, langkah ke depan tidak akan mudah. Dengan tekanan inflasi, perlambatan pertumbuhan global, dan ketegangan politik dalam negeri, Thailand harus bergerak hati-hati untuk menjaga momentum pemulihan. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan ekonomi kembali stabil dan berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *