Lensa Mata Medan – DPW LSM Pejuang Kemerdekaan Rakyat (Pakar) Sumut akan melakukan aksi besar-besaran (demo) ke kantor Balai Besar Wilayah Sungai Sumut (BBWSS) 2 yang berada di Jalan Jend Abdul Haris Nasution, Medan.
Hal ini terkait dengan ketidakpedulian pejabat BBWSS dengan kondisi kanal, proyek pengendalian banjir yang saat ini jadi tempat pembuangan sampah serta kondisi kanal yang dipenuhi semak belukar.
Pernyataan ini disampaikan Ketua DPW LSM Pakar Sumut, Aldo Ananta kepada wartawan di Medan, Senin (10/2/2025).
Padahal menurut Aldo, biaya untuk perawatan kanal dan sungai di Sumut mencapai Rp100 miliar.
“Coba kita lihat kanal di Marendal, Medan. Kondisinya dipenuhi sampah dan semak belukar. Dan kondisi ini sudah lama. Tidak ada perawatan,” kata Aldo.
Untuk itu, LSM Pakar akan melakukan aksi damai ke kantor BBWSS 2, dengan mengerahkan ratusan massa, ujar Aldo.
Sekaitan dengan aksi demo yang akan berlangsung pada Rabu 19 Februari 2025 tersebut, pihak LSM Pakar telah menyurati pihak kepolisian.
Titik kumpul massa akan berlangsung di Stadion Teladan Medan, dengan tujuan Kejatisu, Polda dan kantor BBWSS 2 di Jalan Jend Abdul Haris Nasution.
Menurut Aldo, aksi demo ini dilakukan agar pihak BBWSS 2 membuka mata soal kondisi kanal yang sangat memprihatinkan itu. Padahal anggaran perawatan pertahunnya sudah dianggarkan, namun perawatan beberapa tahun ini tidak pernah dilakukan.
LSM Pakar kata Aldo, akan menyampaikan kasus dugaan penyelewengan anggaran ini ke aparat penegak hukum untuk diusut tuntas.
Menurut informasi, proyek kanal banjir Medan sepanjang 3,8 kilometer ini dibangun dengan biaya Rp280 miliar, dan selesai dibangun Tahun 2007 silam.
Namun, kanal banjir tetap tak mampu mengatasi banjir di Kota Medan dan terbukti banjir tetap melanda kota Medan bila hujan atau musim hujan
Luapan sungai Deli jika di musim hujan, mengakibatkan banjir. Hal ini diduga kanal tak mampu menampung luapan air sungai Deli karena kanal itu sekarang jadi tempat pembuangan sampah dan di dalam kanal ditumbuhi semak belukar.
Seyogianya kanal ini dibangun untuk mengendalikan banjir, apabila terjadi luapan sungai.
Warga sekitar kanal meminta agar pemerintah terkait segera melakukan pembersihan kanal dari sampah sampah dan semak belukar. (Red)