Scroll untuk baca artikel
Uncategorized

Ohoi Namar Sebagai Lahan Subur Yang Dipilih Tuhan Untuk Penyebaran Misi Agama Katolik di Tanah Kei Sejak Tahun 1894

1024
×

Ohoi Namar Sebagai Lahan Subur Yang Dipilih Tuhan Untuk Penyebaran Misi Agama Katolik di Tanah Kei Sejak Tahun 1894

Sebarkan artikel ini

Lensa Mata Langgur || Uskup Diosis Amboina Mgr. Senno Ngutra, Bupati Maluku Tenggara Muhammad Thaher Hanubun didampingi, Sekertaris Daerah Maluku Tenggara Ahmad Yani Rahawarin, Wakil Uskup Wilayah Kei Kecil dan Kota Tual RD. Wensislaus Eko Setianto Reyaan, Ketua DPRD Maluku Tenggara Minducri Kudubun, SE, Anggota DPRD Provinsi Maluku Saudah Tuankota Tethol bersama Forkopimda Maluku Tenggara menghadiri acara peresmian Gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus Ohoi Namar Senin, (17/7/2023) pukul 10:00 WIT.

Dalam sambutannya Ketua Panitia Pembangunan dan Peresmian Gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus Ohoi Namar Ignasius Takerubun mengatakan Gedung Gereja yang megah ini berdiri kokoh diatas lahan berukuran 3.420 m² dengan luas gedung berukuran 630m² dengan daya tampung 600 orang.

Kata Ignasius, Pembangunan Gedung Gereja, dilaksanakan selama ± 13 tahun yakni diawali dengan peletakan batu pertama pada tanggal 20 Juni 2010. Pembangunan Gedung Gereja dan penataan halaman menggunakan anggaran sebesar Rp.5.289.000.000 yang terdiri atas 60% atau senilai Rp.3.164.000.000 merupakan swadaya umat dan 40% atau senilai Rp.2.134 .500.000 merupakan bantuan hibah dan donasi beberapa pihak, yakni Kementerian Agama, Dirjend Katolik sebesar Rp.50.000.000, Pemerintah Provinsi Maluku sebesar Rp.50.000.000 dan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara sebesar Rp.750.000.000.

“Dan selain Gereja, Uma Stasi Namar juga telah membangun rumah Pastoran dalam jangka waktu dua bulan dengan menggunakan total anggaran sebesar ± Rp.287.000.000 dengan rincian sebagai berikut
1. Dana Aspirasi dari Anggota Provinsi Maluku dari Ibu Saudah Tuankota Tethol sebesar Rp.200.000.000, Pengadaan mebeler dan perabot rumah Pastoran oleh Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, Donasi dari bapak Hendrik Lawesisa sebesar Rp.50.000.000, Swadaya Umat dan DPS sebesar Rp.26.500.000, Donasi dari Pemerintah Ohoi Namar sebesar Rp.11.000.000.” jelas Takerubun.

Pada momen yang bahagia itu dirinya turut menyampaikan limpah terima kasih kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Maluku, Kabupaten, Kecamatan dan Ohoi.
“Kami juga menyampaikan terima kasih kepada bapak Robert Sukendi dan keluarga. Terima kasih yang sama pula kami sampaikan kepada ibu Saudah Tuankota Tethol, bapak Hendrik Lawesisa dan semua donatur yang telah berkontribusi dalam upaya membangun Gereja Pastoran Santo Petrus dan Paulus Namar. Dan apresiasi yang setinggi-tingginya bagi seluruh masyarakat Ohoi Namar, baik yang berdomisili di Kei maupun di perantauan yang telah berusaha dan berjuang dalam penyelesaian rumah tuhan ini semoga amal baik bapak ibu saudara saudari sekalian dalam pembangunan Gereja dan Pastoran dapat diperhitungkan yang empunya kehidupan ini. Akhirnya besar harapan kami semoga momen bersejarah ini dapat dimaknai tidak hanya sebatas pembangunan fisik semata Ohoi Namar Sebagai Lahan Subur yang dipilih Tuhan untuk penyebaran Misi Katolik ditanah Kei sejak tahun 1894 dapat terus dipupuk dan diolah sehingga cahaya yang terpancar sejak dulu tetap bercahaya sekrang sampai selama-lamanya.” Pungkasnya.

Baca Juga :  Hadiri Hajatan Rohani, Bupati MTH Dinobatkan Sebagai Bapak Toleransi Maluku Tenggara

Menyambung apa yang disampaikan oleh Ketua Panitia, Bupati Maluku Tenggara Muhammad Thaher Hanubun turut menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan serta kehadiran umat Stasi Namar yang bahu-membahu dalam rangka menyelesaikan pembangunan hingga peresmian yang dilaksanakan saat itu.

Berpartisipasi dalam pembangunan dan penyelesaian Gereja ini membuatku bersyukur karena bisa memberikan pelayanan untuk Tuhan dan para Pastor yang bertugas disini dan saya yakin apa yang dikatakan oleh Tuhan dalam Injil Matius 10:40 yang berbunyi dan barang siapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini karena dia muridku. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya daripadanya.

“Saya seorang muslim didepan Gereja yang mulia ini, saya seorang muslim tapi saya yakin telah membantu hamba Tuhan seperti Pastor, pendeta dan imam, maka upahku pasti Tuhan kasih. Karena Pastor pasti mendoakan, pendeta pasti mendoakan, Imam mesjid pasti mendoakan apalagi sahabat-sahabat saya para suster yang yang ada disini pasti mendoakan dan pasti saya punya tempat di surga.” Ujar Bupati dan dijawab”Amin” oleh hadirin.

Thaher menjelaskan, mengapa banyak anggaran di kabupaten itu dilokasikan bersama dengan pimpinan dan anggota DPRD untuk rumah Tuhan untuk semua golongan? “Inilah keinginan saya. Saya punya satu keyakinan yang luar biasa bila dunia ini saya bangun rumah untuk Tuhan maka kelak dia akan menyediakan tempat bagiku di surga. Untuk itu sekali lagi saya menyampaikan banyak terima kasih kepada masyarakat Namar Stasi, Pastor Paroki dan lainnya yang memberikan kesempatan kepada kami saya dan ketua DPRD dan anggota DPRD ikut juga hadir menyelesaikan pembangunan.” Papar Thaher Hanubun.

Baca Juga :  Maju di Pemilu 2024, Caleg Muda dari PKS Fahmi Azhar Punya Orentasi Kinerja

Dihadapan Uskup bersama pimpinan dan anggota DPRD, Hanubun menyatakan hadir serta berusaha maksimal untuk melayani para pastor, para pendeta dan para imam. “Karena mereka adalah untuk melayani umat dan saya ucapkan selamat mudah-mudahan Gereja ini mengumpulkan hati kita semua menjadi satu.” Tuturnya.

Sementara itu Uskup Diosis Amboina Mgr. Senno Ngutra dalam sambutannya mengatakan adalah sebuah sebuah kebahagiaan ketika datang di tanah ini untuk menyaksikan umat beragama yang bahu-membahu membangun rumah Tuhan entah itu Gereja Mesjid Pura dan lain sebagainya. Karena itu pada kesempatan ini Uskup pertama-tama mengucapkan selamat kepada umat Stasi Namar atas pembangunan penyelesaian Gedung Gereja dan juga Pastoran karena walaupun mungkin dan memang Uskup tidak kasih satu sen pun untuk pembangunan tetapi setelah membangun Pastoran membangun Gereja maka Gereja, Pastoran semua adalah milik uskup.

“Jadi saya senang sekali bahwa akhirnya bisa dibangun dan itu akan menjadi milik uskup karena itu tentunya tanggal Penthabisan umat tidak bisa menentukan tanya Uskup baru bisa Penthabisan tanggal berapa jadi tidak bisa diatur sendiri.” Titah Uskup.

Tentunya ketika berada di Kabupaten ini dan menyaksikan Gedung Gereja baik protestan maupun Katolik dan Mesjid baik yang telah diresmikan diberkati maupun yang sedang diberkati maka ada perasaan aman dan damai perasaan bahwa umat beragama sungguh-sungguh mengungkapkan iman mereka lewat simbol-simbol keagamaan seperti Gereja.

Pimpinan Wilayah Keuskupan Amboina itu mengaku punya kerinduan kedepan bahwa Kabupaten ini harus dihiasi dengan banyak lagi aksesoris rohani. “Jadi, kalau di Katolik memang sangat jelas ada Goa Maria, ada patung-patungnya dan lain sebagainya. Memang ada beda tetapi, saya menghendaki bahwa basudara muslim juga basudara protestan simbol-simbol keagamaan itu harus ditampilkan. Kalau semua ditampilkan maka orang kemana-manapun melihat oh ini ada barang agama punya. Kalo agama punya maka sangat susah dirusakan walaupun memang pengalaman kali lalu memang banyak yang kasih rusak baik mesjid maupun Gereja.” Jelas Senno Ngutra.

Baca Juga :  Akibat Ulah Kepala Desa Negeri Tongging Yang Arogan Bagaikan Bak Coboy, Camat Merek Meminta Maaf Kepada Wartawan

Olehnya itu, sebagai uskup dirinya sudah memberikan pengarahan kepada para pastor maupun umat sekalian untuk bersama-sama membangun, bukan hanya gereja tetapi bila perlu ada patung patung Yohanes Arts, Mgr. Yoseph Tethol dan juga yang lain-lain.

“Yang kuno sekarang ini dibangun patung almarhum pastor Yamko imam pertama dari keuskupan Amboina. Nanti patungnya berdiri di depan Unio Projo Langgur itu.” Tegasnya.

Hal yang sama pula Uskup katakan bahwa dirinya pernah meminta kepada bapak Bupati agar dapat memberi isin pihaknya untuk membangun di perempatan Ohoililir Ngilngof patung Mgr. Yoseph Tethol. Pasalnya, jikalau patung tersebut berdiri disitu maka orang tahu bahwa itu kebanggaan orang Kei semua walaupun orang Ngilngof dorang lambat dalam bergerak.

Sementara di Kolser juga saya ingin ada patung disitu di perempatan itu ada patung Mgr. Arts martir di tanah Kei ini. Maksud saya adalah semakin banyak simbol-simbol keagamaan bukan hanya dari Katolik maka semakin orang merasakan bahwa kabupaten ini sungguh religius kabupaten sungguh hidup berdasarkan firman Tuhan, kabupaten sungguh dihuni oleh orang-orang yang takut akan Tuhan dalam berbagai agama yang berbeda karena itu pada momen yang indah ini terima kasih kepada umat Namar semoga kita bertemu lagi di akhir tahun atau tahun depan untuk pemberkatan Gereja. Terima kasih atas ungkapan iman Umat yang luar biasa ini.

“Yang paling penting bagi saya adalah persatuan fangnanan antar satu dengan yang lain di Ohoi Stasi ini tetap terjaga sehingga apa yang kamu baca dalam sejarah tadi anda tidak menodai iman yang telah diterima oleh orang tua anda tetapi semakin menjadikan kampung menjadi kampung yang damai, tentram dan ramah bagi semua orang yang datang bertamu disini” tutup Uskup Diosis Amboina.(LM/Daniel Mituduan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Uncategorized

Lensa Mata Deli Serdang || Muѕуаwаrаh Dаеrаh (Muѕdа) Muslimat Al Wаѕhlіуаh Kаbuраtеn Dеlі Serdang di Gеdung PKK Dеlі Serdang, Lubuk Pakam, Sаbtu (23/9/2023), mеruраkаn momentum untuk ѕеmаkіn menggairahkan dаn mеnghіduрkаn…